Monday 3 January 2011

Diklat Pengembangan SDM Guru

Pada prinsipnya wujud nyata dari upaya meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar adalah dengan pemberian pendidikan dan latihan baik dalam segi kemampuan mengajar dan pemanfaatan media, khususnya pemanfaatan media komputer.
Upaya yang dilakukan pihak manajemen dalam hal ini Kepala Sekolah yang berupaya memfasilitasi guru ternyata tidak sepenuhnya disambut baik oleh seluruh guru. Dengan berbagai alasan yang memang bila dikaji secara logis adalah benar adanya seperti belum adanya fasilitas komputer yang diberikan pemerintah untuk para guru dalam pengajaran disekolah atau sebahagian guru yang sudah mendekati masa pensiun merasa tidak perlu mengembangkan diri lagi karena mereka menganggap hal tersebut hanya menambah beban semata.
Padahal dalam menyukseskan sebuah pembelajaran unsur media dapat dikatakan merupakan salah satu faktor yang menentukan, sehingga penggunaan media yang tepat akan sangat mempengaruhi berhasilnya proses pembelajaran yang dilakukan. Terkadang kesulitan atau ketidak tahuan dalam memanfaatkan komputer yang dapat dikatakan saat ini merupakan perangkat yang telah menjadi salah satu bahagian dalam setiap bidang kehidupan manusia, hendaknya sudah juga dimanfaatkan secara maksimal dalam pembelajaran di seluruh sekolah di Indonesia.

Saturday 1 November 2008

Training E-Learning


Untuk mengembangkan mutu pendidikan di sekolah, ternyata telah menggugah pihak pemilik sekolah (Yayasan). Saat ini saya sedang melakukan training untuk 2 orang guru dari SMK dan SMA Bintang Timur Siantar, Sumatera Utara di PPPPTK Medan dalam bidang Mengembangkan pembelajaran berbasis E-Learning.
Training yang dilaksanakan meliputi install dan setting server berbasis Linux dengan harapan dapat menggalakkan penggunaan Open Source di lingkungan sekolah, sehingga ketergantungan dengan sistem operasi windows yang cenderung cukup mahal bagi lingkungan sekolah untuk dapat membeli yang versi originalnya.
E-Learning sebagai salah satu model pembelajaran yang saat ini mulai dikembangkan di dunia Pendidikan Indonesia, diharapkan implementasinya dapat berjalan dengan baik dengan memahami tentang E-Learning secara utuh dan benar.
Tahapan training tersebut antara lain:
1. Konsep e-Learning (Materi pemahaman eLearning yang benar dan baik)
2. Instructional Design (Struktur dan Model eLearning Course)
3. E-Learning Tools (Aplikasi yang digunakan dalam membangun eLearning Course)
4. Content Development (Membuat/Membahas Materi Course)
5. E-Learning Management (Melakukan manajemen materi dan enroll user)
6. Finishing dan Launching (Penyelesaian Akhir)

Monday 11 August 2008

Meningkatkan Motivasi Belajar Anak


Pada saat ini, pada umumnya orang tua cenderung mengeluh tentang tingkat kecenderungan belajar anak yang dapat dikatakan sudah memasuki fase yang mengkhawatirkan. Sehingga banyak orang tua kebingungan dalam mengatasi hal tersebut dikarenakan masalah tersebut sudah hampir menjadi permasalahan setiap orang tua. Begitu banyak faktor penyebabnya salah satunya adalah sekolah yang "kurang bermutu", hal ini bisa diakibatkan fasilitas yang kurang, kurangnya perhatian pihak yayasan tentang pengembangan SDM, dll. Kelengkapan fasilitas dan "mutu pendidikan" yang diberikan sekolah sangat berbanding lurus dengan biaya, yang juga menjadi kendala yang lain bagi kalangan ekonomi menengah kebawah saat ini.
Sehingga Sekolah yang "bermutu" sangat sulit didapatkan oleh orang kebanyakan oleh karena faktor biaya tersebut.
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya berdasarkan dialog-dialog yang saya lakukan terhadap siswa dan para guru, ada kaitannya dengan tujuan belajar (cita-cita) dari siswa tersebut. Banyak siswa saat ini mengikuti bangku pendidikan tanpa memiliki cita-cita sebagai motivasi dalam menuntut ilmu. Asumsi saya hal ini dikarenakan kurangnya keyakinan siswa (anak didik) bahkan orang tua akan relevansi kepintaran terhadap potensi mendapatkan lapangan pekerjaan. Sehingga para siswa cenderung berasumsi sekolah hanya utk mendapatkan Ijasah sebagai syarat melamar pekerjaan bukan mendapatkan Ilmu/Keterampilan.
Selama 32 tahun era orde baru, yang sudah menjadi rahasia umum bahwa lapangan pekerjaan cenderung didapat dengan jalan Nepotisme, hal ini secara mental dapat dirasakan sebagai penurunan penghargaan terhadap kepintaran.
Guru sebagai SDM yang diharapkan menjadi unsur utama dalam meningkatkan mutu pendidikan juga semangkin terpuruk dengan kondisi ekonomi saat ini, sehingga untuk mencapai target pendapatan tidak lagi mengedepankan kompetensi dalam mengajar, karena mengajar beberapa bidang studi (mata pelajaran) hingga muncul istilah "MSI" (Master Segala Ilmu). Secara umum dapat kita pastikan dengan mengajar beberapa bidang studi sekaligus tentu akan menurunkan tingkat kompentesi dari guru tersebut terhadap mata pelajaran yang diajarkannya.
Saya tidak dapat membayangkan bagaimana seorang siswa mampu lulus UAN, sementara gurunya sendiri tidak mampu mengerjakan semua soal yang ada, ironis memang....
bersambung....

Thursday 26 June 2008

Belajar Online

eLearning merupakan methode yang hangat dibicarakan, hingga memunculkan beragam asumsi tentang methode ini. Pada awal tujuan pembelajaran dengan eLearning (elektronic learning) adalah memberikan wahana bagi para partisipan (student) dalam mengakses materi belajar dalam meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Seiring perkembangan teknologi informasi, saat ini eLearning diartikan sebagai sebuah proses pembelajaran, dengan mengedepankan teknologi informasi sebagai media supporting, sehingga menghilangkan keterbatasan jarak dan waktu yang sering menjadi kendala dalam belajar.



Sebuah pembelajaran eLearning berdasarkan dialog pada confrensi Internasional di Bangkok tahun 2006 dengan judul "Learning vs e-Learning" dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa:
  • Metode eLearning tidak mengharamkan metode tatap muka (face to face) namun metode itu juga merupakan bagian dari proses dalam pencapaian kompetensi disebut dengan metode campuran (blendded).

  • Materi berbasis eLearning juga harus mengandung 3 aspek penting yaitu: Adaptif, Afektif dan psikomotorik

  • Teknologi eLearning secara proses sama dengan kelas konvensional perbedaanya hanya disisi penggunaan teknologi sebagai supporting dalam menghilangkan batasan waktu dan tempat

Pada prinsipnya pengembangan e-learning melibatkan beberapa aspek yaitu: (1) infrastruktur teknologi; (2) sumber daya; dan (3) lingkungan. Teknologi eLearning ini juga diharapkan memberikan wahana baru dalam dunia kependidikan karena dengan penggunaan teknologi baik jaringan dan multimedia diasumsikan dapat meningkatkan pemahaman para peserta didik dalam memahami sebuah materi ajar karena disampaikan lebih intraktif dibandingkan kelas konvensional.
Setiap entitas memiliki peran yang berbeda tetapi konvergen untuk menciptakan suatu sistem. Infrastruktur teknologi terdiri dari hardware dan software. Hardware meliputi ketersediaan komputer, jaringan intranet, dan koneksi Internet. Learning Management System (LMS) merupakan software utama untuk e-learning yang dirancang untuk menangani proses komunikasi antara pengajar dan peserta didik dalam proses pemelajaran. Untuk menangani infrastruktur teknologi ini diperlukan unit khusus (administrator) yang memberi layanan teknis untuk menangani sistem secara keseluruhan dan berkelanjutan.